Dilakukan Sebelum ke Tanah Suci, Apa Itu Manasik Haji?

Dilakukan Sebelum ke Tanah Suci, Apa Itu Manasik Haji?

Salah satu kegiatan yang perlu diikuti jemaah calon haji yang akan berangkat ke Tanah Suci adalah manasik haji. Apa itu?

Secara umum manasik haji adalah simulasi ibadah haji sebelum benar-benar melaksanakannya di Mekah. Biasanya, manasik diselenggarakan oleh Kementerian Agama untuk memudahkan mereka yang akan segera berangkat menunaikan rukun Islam kelima.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), manasik haji yaitu hal-hal yang berhubungan dengan ibadah haji, seperti ihram, tawaf, sai, dan wukuf.

Manasik haji juga diartikan sebagai peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Apa saja yang dilakukan saat manasik haji?

Setelah mengetahui apa itu manasik haji, lalu apa saja yang dilakukan saat pelaksanaan manasik haji?

Melansir laman Kemenag Jambi, jemaah calon haji yang mengikuti manasik haji akan dilatih tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji, seperti rukun haji, persyaratan, hal wajib, hal yang disunahkan, maupun hal-hal yang dilarang selama pelaksanaan ibadah haji.

Latihan ini tak hanya teori, namun dipraktikkan semirip mungkin dengan situasi di Arab Saudi.

Urutan dan tata cara manasik haji

Dilansir dari buku Fikih Madrasah Aliyah tulisan Harjan Syuhada dan Sungarso, berikut ini urutan dan tata cara ibadah haji yang juga dipelajari dalam manasik.

Baca Juga: Masjidil Haram Diguyur Hujan, Ini Tips Umrah Agar Aman Dan Lancar

1. Memulai Ihram

Peserta memulai ibadah dengan ihram dari miqat yang telah ditentukan. Miqat adalah batas waktu dan tempat melakukan ibadah haji serta umrah. Ada miqat zamani (batas waktu) dan miqat makani (batas tempat).

Adapun miqat zamani adalah pada bulan Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah. Sementara miqat makani ada di beberapa kota tergantung dari arah kedatangan jemaah haji. Berikut ini urutan pelaksanaan ihram

  1. Melaksanakan mandi sunah
  2. Berwudu
  3. Berpakaian ihram
  4. Mengerjakan salat sunah ihram
  5. Mengucapkan niat haji
  6. Berangkat ke Arafah sambil membaca talbiyah

2. Wukuf di Arafah

Wukuf adalah berdiam di Arafah yang dilaksanakan pada 9 Zulhijah. Dimulai setelah matahari tergelincir hingga terbit fajar pada 10 Zulhijah atau Hari Raya Idul Adha.Beberapa amalan yang bisa dikerjakan saat wukuf adalah sebagai berikut:

  1. Mengerjakan salat Zuhur dan Asar dengan cara jamak qasar di awal waktu
  2. Mendengarkan khotbah wukuf
  3. Memperbanyak doa
  4. Memperbanyak zikir
  5. Membaca Al-Qur’an
  6. Mengerjakan salat Magrib dan Isya dengan cara jamak qasar di awal waktu

3. Mabit di Muzdalifah

Mabit berarti bermalam. Muzdalifah adalah tempat yang berada di antara Arafah dan Mina. Setelah tengah malam, jemaah haji berangkat dari Arafah menuju Mina. Di Muzdalifah, jemaah haji berhenti walaupun sebentar. Beberapa amalan yang bisa dikerjakan, antara lain sebagai berikut:

  1. Membaca talbiyah
  2. Memperbanyak zikir, istigfar, dan berdoa
  3. Membaca Al-Qur’an
  4. Mencari kerikil sebanyak 7, 49, dan 70 butir

4. Lempar Jumrah

Jemaah kemudian harus melempar jumrah aqabah, yaitu melempar batu ke arah tugu batu di Bukit Aqabah. Pelaksanaannya dilakukan setelah fajar menyingsing atau siang hari pada tanggal 10 Zulhijah dengan 7 butir kerikil. Kemudian jemaah haji menyembelih hewan kurban.

5. Tahalul

Tahalul yaitu melepaskan diri dari ihram setelah mengerjakan amalan-amalan haji. Tahap pertama dilakukan setelah selesai melontar jumrah aqabah dengan cara mencukur sekurang-kurangnya tiga helai rambut.

Dengan demikian, jemaah boleh mengerjakan semua hal yang dilarang saat ihram, kecuali melakukan hubungan suami istri. Setelahnya, jemaah yang akan melaksanakan tawaf ifadah bisa langsung ke Mekah.

6. Mabit di Mina

Jemaah kemudian kembali ke Mina untuk mabit selama hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah). Usai matahari tergelincir pada setiap siang hari Tasyrik, jemaah melontar tiga jumrah, yaitu jumrah ula, wusta, dan aqabah, yang masing-masing sebanyak tujuh kali.

Jemaah boleh untuk meninggalkan Mina lebih awal pada tanggal 12 Zulhijah setelah melempar jumrah. Hal ini disebut dengan nafar awwal.

Namun akan lebih sempurna jika jemaah meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah. Dengan demikian, jemaah haji melontar jumrah selama tiga hari dalam hari Tasyrik yang disebut dengan nafar tsani. Jemaah haji lalu kembali ke Mekah dan seluruh rangkaian ibadah haji sudah selesai.

7. Tawaf Wada

Tawaf wada berarti tawaf perpisahan atau sebagai penutup semua rangkaian ibadah haji. Setelahnya, jemaah diperbolehkan pulang ke kampung halaman atau ke Madinah dahulu bagi yang belum berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.

Itulah penjelasan tentang apa itu manasik haji dan tata caranya. Semoga bermanfaat.

sumber: cnnindonesia

Artikel Lainnya