Umroh adalah salah satu rangkaian ibadah yang dilakukan dengan berkunjung ke Baitullah. Umroh termasuk salah satu ibadah yang paling mulia dan memiliki banyak keutamaan, sehingga tidak heran jika umat Islam dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong menuju Ka’bah untuk melaksanakan umroh, mencari keberkahan dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam buku Fiqih Islam Wa Adillatuhu karya Wahbah Az-Zulaihi disebutkan bahwa ibadah umroh merupakan salah satu amalan yang paling utama serta dicintai oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah,
Rasulullah SAW pernah ditanya, ‘Amal apa yang paling afdal? Beliau menjawab, Iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Beliau ditanya lagi, ‘Setelah itu amal apa?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah. Beliau ditanya lagi, ‘Selanjutnya apa?’ Beliau menjawab, ‘Haji yang mabrur.”
Juga, hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah oleh jamaah kecuali Abu Dawud,
“Umroh hingga umrah berikutnya adalah kafarat (penghapus) dosa yang dilakukan antara keduanya, dan ganjaran bagi haji yang mabrur tidak lain adalah surga.”
Baca Juga: Tata Cara Haji Tamattu Dilengkapi Pengertian Dan Syarat Sahnya
6 Keutamaan Umroh
Mengutip buku Dahsyatnya Umrah karya Khalid Abu Syadi, berikut adalah beberapa keutamaan umroh bagi siapa yang pergi menunaikannya.
1. Haji dan Umroh Menghapus Kefakiran dan Dosa
Dari Jabir bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Hendaklah kalian terus-menerus mengerjakan ibadah haji dan umroh. Sesungguhnya haji dan umroh menghapus kefakiran dan dosa. Ini seperti halnya tukang besi yang menghilangkan karat besi.”
Secara spesifik, Hadits tersebut mencantumkan kata “besi”. Sebab besi merupakan logam keras dan banyak karatnya. Ini menunjukkan bahwa meskipun kefakiran dan dosa itu berat dan terhitung banyak, keduanya dapat dihapus dengan rajin melaksanakan haji dan umroh.
2. Jaminan Pahala hingga Hari Kiamat
Inilah jaminan berupa perlindungan dan keamanan bagi jamaah umroh hingga kembali pulang, atau jaminan pahala yang terus mengalir hingga hari kiamat jika mereka tidak kembali pulang (wafat).
Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa yang pergi menunaikan ibadah haji kemudian meninggal dunia, maka Allah mencatat pahala ibadah haji tersebut untuknya hingga hari kiamat. Barang siapa yang pergi mengerjakan ibadah umroh kemudian meninggal dunia, maka Allah mencatat pahala ibadah umroh tersebut untuknya hingga hari kiamat. Barang siapa yang pergi berjihad di jalan Allah kemudian meninggal dunia, maka Allah mencatat pahala jihad tersebut untuknya hingga hari kiamat.”
3. Jamaah Haji dan Umroh Adalah Tamu Allah SWT
Rasulallah SAW bersabda,
“Jamaah haji dan umroh merupakan tamu Allah yang mana Allah telah mengundangnya dan mereka memenuhi panggilan-Nya. Mereka memohon kepada Allah dan Allah memenuhi permintaan mereka. ”
Yang dimaksud dengan tamu di sini adalah mereka yang datang untuk berziarah, mengerjakan ibadah, dan kegiatan lainnya. Saat tamu dari golongan manusia ini hadir, mereka akan mendapatkan sambutan yang hangat dan dimuliakan karena statusnya sebagai tamu.
Ali bin Muwafaq pernah bercerita, “Aku telah menunaikan ibadah haji sebanyak enam kali. Setelah prosesi haji, aku duduk dekat Hijir Ismail seraya memikirkan kondisiku. Berulangkali aku mendatangi tempat tersebut. Dalam pada itu aku tidak tahu, apakah ibadah hajiku diterima atau tidak. Lantas aku tidur, dan dalam mimpiku aku menjumpai seseorang berkata kepadaku, ‘Adakah kamu mengundang ke rumahmu hanya orang-orang yang kamu cintai?’ Setelah itu aku terbangun, dan mimpi itu membuatku senang.”
4. Pelebur Dosa Antara Umroh Sebelumnya dan Sekarang
Rasulullah SAW bersabda,
“Dari umroh sebelumnya ke umroh sekarang, akan dapat melebur dosa dan kesalahan pada jarak waktu antara kedua umroh tersebut.”
5. Umroh di Bulan Ramadan Setara dengan Ibadah Haji
Ummu Sulaim pernah menghadap Rasulullah SAW kemudian melapor, “Abu Thalhah dan putranya telah menunaikan ibadah haji dan mereka berdua meninggalkanku.”
Lantas Rasululullah SAW bersabda, “Wahai Ummu Sulaim, umroh di bulan Ramadan serupa dengan ibadah haji bersamaku.”
Inilah keutamaan dan kenikmatan yang datang dari Allah SWT. Allah SWT telah memposisikan umroh serupa dengan ibadah haji lantaran umroh tersebut dikerjakan di bulan Ramadan.
6. Pahala yang Diberikan Sesuai dengan Kadar Kepayahan dan Jumlah Biaya yang Dikeluarkan
Dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah berkata kepadanya saat beribadah umroh,
“Kamu berhak mendapat pahala sesuai dengan kadar kepayahan dan jumlah biayamu.”
Melalui kabar gembira ini, Rasululullah SAW mengulurkan tangannya yang lembut kepada setiap orang yang umroh agar bisa terhibur dari segala kesulitan yang menimpanya. Selain itu, Rasulullah SAW mendorong mereka agar mudah mengeluarkan harta untuk diinfakkan di jalan Allah SWT. Kabar gembira juga disampaikan kepada mereka bahwa segala sesuatu di sisi Allah SWT pasti bernilai baik, kekal, suci, dan bernilai tinggi.
sumber: detik.com